Minggu, 26 Januari 2014
Hidup Jomblo
Rabu, 22 Januari 2014
Enjoy Aja
Minggu, 19 Januari 2014
Inilah Rasanya Kehilangan
Sabtu, 18 Januari 2014
Perpisahan dan Kenangan
Rabu, 15 Januari 2014
Untuk Raga
Kemarilah, mari kita tengok sejauh mana kita melangkah
Apa kau lelah?
Ah sudahlah
Jika kau lelah maka sandarkan kepalamu
Dipundak angan-angan yang kita ciptakan
Langkah kita masih dapat terhitung jari
Kumohon jangan menyerah
Jika kau lelah bersandarlah
Kita dapat beristirahat beberapa waktu
Perjalanan kita akan benar-benar terasa lama
Tapi kumohon jangan menyerah
Selasa, 14 Januari 2014
Cintailah Sepenuh Hati
Minggu, 12 Januari 2014
Dari Hati
Hari ini akan ku buka pikiranmu
Pikiran yang terlalu lama tertutup awan hitam
Awan hitam yang bergelayut manja di atas kepalamu
Kepala yang didalamnya terdapat berjuta-juta kenangan dan harapan
Maafkan aku tak selalu bisa membuatmu bertahan
Bertahan pada satu pilihan
Pilihan yang dulu atau sekarang akan kau tunjuk
Aku tahu bertahan itu sulit
Lebih sulit daripada membuat pilihan
Kamis, 09 Januari 2014
Lembar Masa Depan
Minggu, 05 Januari 2014
Belajar Dari Mereka
Jumat, 03 Januari 2014
Sesuai Passion Itu Penting
Akhir-akhir ini gue lagi sibuk mikirin di mana gue nglanjutin kuliah dan jurusan apa yang akan gue ambil. Sebenarnya dari pertengahan kelas 11 gue udah nentuin, gue akan nglanjutin di UNAIR atau UB jurusan ilmu komunikasi ato sastra inggris*aamiin* . Gue pilih di UNAIR ato UB karena hati gue *cieeee* milih di situ dan gue pilih jurusan ilkom atau sasing karena memang itu passion gue.
Tapi gara-gara gue ini kurang konsisten *walaupun sebenarnya gue ini keras kepala*, akhirnya dengan sangat menyesal gue jadi kebingungan sendiri buat nentuin pilihan karena banyaknya pendapat orang lain. -_-
Nah, buat temen-temen yang lagi mengalami hal serupa kayak gue, lagi galau nentuin pilihan karena perbedaan pendapat dari banyak orang, alangkah lebih baiknya kita baca kisah seseorang yang gue kutip dari sebuah buku "Resep kaya Berkah PRINSIP & MOTIVASI SUKSES ISLAMI karya Abu Kaffah".
Kisah dimulai dari seseorang yang mulai berjualan ikan segar di pasar. Dia memasang papan pengumuman bertuliskan : DI SINI JUAL IKAN SEGAR. Tidak lama kemudian datang seorang pengunjung yang menanyakan tentang tulisannya, "Mengapa kau tuliskan kata DI SINI? Bukankah semua orang sudah tahu kalau kau berjualan di sini, bukan di sana?"
Lalu dihapusnya kata DI SINI dan tinggal tulisan : JUAL IKAN SEGAR.
Tidak lama kemudian datang pengunjung kedua yang juga menanyakan tulisannya, "Mengapa kau pakai kata SEGAR? Bukankah semua orang sudah tahu kalau yang kau jual adalah ikan segar, bukan ikan busuk?"
"Benar juga!", pikir si penjual ikan, lalu dihapusnya kata SEGAR dan tinggal tulisan : JUAL IKAN.
Sesaat kemudian datanglah pengunjung ke tiga yang juga menanyakan tulisannya, "Mengapa kau tulis kata JUAL? Bukankah semua orang sudah tahu kalau ikan ini untuk dijual, bukan dipamerkan?"
"Benar juga!", pikir si penjual ikan, lalu dihapusnya kata JUAL dan tinggalah tulisan : IKAN
Selang beberapa waktu kemudian, datang pengunjung keempat yang menanyakan tulisannya, "Mengapa kau tulis kata IKAN? Bukankah semua orang sudah tahu kalau ini ikan, bukan daging?"
Dan akhirnya si penjual ikan menurunkan papan nama itu.
Posisi gue dan posisi nyokap gue saat ini hampir mirip sama penjual ikan di atas. Beberapa bulan yang lalu temen nyokap sekaligus tetangga bilang kalo jurusan ilkom itu kurang subur *jadi inget eyang subur :D* dalam masalah prospek kerjanya. Akhirnya, nyokap gue jadi kurang yakin sama pilihan gue dan mulai menyarankan pilihan-pilihan lain yang membuat gue bingung tujuh keliling.
Lalu beberapa minggu yang lalu, temen nyokap gue ngasih saran biar gue masuk STAN aja. Dan karena saran itu, aksi nyokap gue pun dimulai *menggoyahkan pilihan gue*. Tapi karena gue sadar kemampuan matematika gue sedikit kurang mumpuni dan gue emang gak minat di situ akhirnya gue tolak saran dari temen nyokap gue.
Lusa kemarin, gue pergi liburan. Dan disana temen saudara gue ngasih saran yang lagi-lagi mulai menggoyahkan pilihan gue. Kali ini yang dibilang prospek kerjanya kurang subur itu sastra inggris. Karena gue takut ngecewain ortu alhasil gue jadi galau.
Di satu sisi gue pengen nglanjutin kuliah di jurusan yang emang sesuai sama passion gue. Di sisi lain gue pengen nyenengin ortu dengan mengikuti keinginan mereka.
Tapi setelah gue pikir-pikir dan setelah gue baca kisah diatas, kalo gue gak punya pendirian yang kuat gue bakal kayak penjual ikan itu. Ngikutin keinginan orang lain mulu, padahal keinginan itu gak ada habisnya. Ya kan?
Gue gak bermaksud nyuruh kalian buat nentang keinginan/nasehat ortu, tapi menurut gue ortu itu sebenarnya pengen kita gak salah pilih, pengen kita sukses dengan apa yang kita pilih itu biar kerja keras mereka ada hasilnya.
Kuliah kan bayar, bayarnya pakek uang, dan kuliah itu gak murah, kalo gak ada hasilnya tentu mereka akan kecewa sekaligus malu. Karena anak adalah kebanggaan orang tua, gue yakin seratus persen ortu kita selalu bilang yang baik-baik tentang kita dan nyembunyiin aib/kejelekan kita di depan orang lain. Jadi kalo anak yang selama ini mereka bangga-banggakan gak berhasil, wajar kalo mereka malu dan kecewa sama kita.
Nah, sebenarnya kita bisa mewujudkan keinginan ortu dengan pilihan kita sendiri yang sesuai minat kita. Rasanya beda loh, melakukan sesuatu dengan paksaan sama melakukan sesuatu yang sesuai passion/minat kita. Pasti lebih enjoy, lebih ikhlas, dll meskipun cobaan, rintangan, dan halangannya juga lebih besar.
Asalkan kita mau berusaha lebih keras pasti pilihan kita akan mudah terwujud. Ingat! Ada 1001 macam cara untuk mewujudkan target/keinginan/pilihan, kalo kita mau cari dan mau berusaha. Dan tentunya masalah hasil biar Allah yang tentukan. Kita cuma berhak berusaha, berusaha dan berusaha. So? Tentukan pilihanmu :))
"Bila kita ingin memuaskan semua orang, adakalanya kita justru tidak mendapatkan apa-apa."
Nb: kalo dirasa bermanfaat silakan dishare ya, via fb, twitter ,dll :)) Ini gratis kok, gak bayar. Hehee
Lilis Rusmia | @rusmiaw
Kamis, 02 Januari 2014
Belajar Dari Balita
Yang kemarin pas ulangan ngandelin contekan temen *hampir mirip sama gue hihi*, 2014 harus bisa ngerjain ulangan sendiri dan gak ngandelin contekan lagi. Masak gue udah kelas 12, udah mau lulus, pengen nglanjutin kuliah tapi masih nyontek mulu? Gak pinter-pinter dong gue nanti? -_-