Jumat, 03 Januari 2014

Sesuai Passion Itu Penting

Akhir-akhir ini gue lagi sibuk mikirin di mana gue nglanjutin kuliah dan jurusan apa yang akan gue ambil. Sebenarnya dari pertengahan kelas 11 gue udah nentuin, gue akan nglanjutin di UNAIR atau UB jurusan ilmu komunikasi ato sastra inggris*aamiin* . Gue pilih di UNAIR ato UB karena hati gue *cieeee* milih di situ dan gue pilih jurusan ilkom atau sasing karena memang itu passion gue.

Tapi gara-gara gue ini kurang konsisten *walaupun sebenarnya gue ini keras kepala*, akhirnya dengan sangat menyesal gue jadi kebingungan sendiri buat nentuin pilihan karena banyaknya pendapat orang lain. -_-

Nah, buat temen-temen yang lagi mengalami hal serupa kayak gue, lagi galau nentuin pilihan karena perbedaan pendapat dari banyak orang, alangkah lebih baiknya kita baca kisah seseorang yang gue kutip dari sebuah buku "Resep kaya Berkah PRINSIP & MOTIVASI SUKSES ISLAMI karya Abu Kaffah".

Kisah dimulai dari seseorang yang mulai berjualan ikan segar di pasar. Dia memasang papan pengumuman bertuliskan : DI SINI JUAL IKAN SEGAR. Tidak lama kemudian datang seorang pengunjung yang menanyakan tentang tulisannya, "Mengapa kau tuliskan kata DI SINI? Bukankah semua orang sudah tahu kalau kau berjualan di sini, bukan di sana?"
Lalu dihapusnya kata DI SINI dan tinggal tulisan : JUAL IKAN SEGAR.

Tidak lama kemudian datang pengunjung kedua yang juga menanyakan tulisannya, "Mengapa kau pakai kata SEGAR? Bukankah semua orang sudah tahu kalau yang kau jual adalah ikan segar, bukan ikan busuk?"
"Benar juga!", pikir si penjual ikan, lalu dihapusnya kata SEGAR dan tinggal tulisan : JUAL IKAN.

Sesaat kemudian datanglah pengunjung ke tiga yang juga menanyakan tulisannya, "Mengapa kau tulis kata JUAL? Bukankah semua orang sudah tahu kalau ikan ini untuk dijual, bukan dipamerkan?"
"Benar juga!", pikir si penjual ikan, lalu dihapusnya kata JUAL dan tinggalah tulisan : IKAN

Selang beberapa waktu kemudian, datang pengunjung keempat yang menanyakan tulisannya, "Mengapa kau tulis kata IKAN? Bukankah semua orang sudah tahu kalau ini ikan, bukan daging?"
Dan akhirnya si penjual ikan menurunkan papan nama itu.

Posisi gue dan posisi nyokap gue saat ini hampir mirip sama penjual ikan di atas. Beberapa bulan yang lalu temen nyokap sekaligus tetangga bilang kalo jurusan ilkom itu kurang subur *jadi inget eyang subur :D* dalam masalah prospek kerjanya. Akhirnya, nyokap gue jadi kurang yakin sama pilihan gue dan mulai menyarankan pilihan-pilihan lain yang membuat gue bingung tujuh keliling.

Lalu beberapa minggu yang lalu, temen nyokap gue ngasih saran biar gue masuk STAN aja. Dan karena saran itu, aksi nyokap gue pun dimulai *menggoyahkan pilihan gue*. Tapi karena gue sadar kemampuan matematika gue sedikit kurang mumpuni dan gue emang gak minat di situ akhirnya gue tolak saran dari temen nyokap gue.

Lusa kemarin, gue pergi liburan. Dan disana temen saudara gue ngasih saran yang lagi-lagi mulai menggoyahkan pilihan gue. Kali ini yang dibilang prospek kerjanya kurang subur itu sastra inggris. Karena gue takut ngecewain ortu alhasil gue jadi galau.

Di satu sisi gue pengen nglanjutin kuliah di jurusan yang emang sesuai sama passion gue. Di sisi lain gue pengen nyenengin ortu dengan mengikuti keinginan mereka.

Tapi setelah gue pikir-pikir dan setelah gue baca kisah diatas, kalo gue gak punya pendirian yang kuat gue bakal kayak penjual ikan itu. Ngikutin keinginan orang lain mulu, padahal keinginan itu gak ada habisnya. Ya kan?

Gue gak bermaksud nyuruh kalian buat nentang keinginan/nasehat ortu, tapi menurut gue ortu itu sebenarnya pengen kita gak salah pilih, pengen kita sukses dengan apa yang kita pilih itu biar kerja keras mereka ada hasilnya.

Kuliah kan bayar, bayarnya pakek uang, dan kuliah itu gak murah, kalo gak ada hasilnya tentu mereka akan kecewa sekaligus malu. Karena anak adalah kebanggaan orang tua, gue yakin seratus persen ortu kita selalu bilang yang baik-baik tentang kita dan nyembunyiin aib/kejelekan kita di depan orang lain. Jadi kalo anak yang selama ini mereka bangga-banggakan gak berhasil, wajar kalo mereka malu dan kecewa sama kita.

Nah, sebenarnya kita bisa mewujudkan keinginan ortu dengan pilihan kita sendiri yang sesuai minat kita. Rasanya beda loh, melakukan sesuatu dengan paksaan sama melakukan sesuatu yang sesuai passion/minat kita. Pasti lebih enjoy, lebih ikhlas, dll meskipun cobaan, rintangan, dan halangannya juga lebih besar.

Asalkan kita mau berusaha lebih keras pasti pilihan kita akan mudah terwujud. Ingat! Ada 1001 macam cara untuk mewujudkan target/keinginan/pilihan, kalo kita mau cari dan mau berusaha. Dan tentunya masalah hasil biar Allah yang tentukan. Kita cuma berhak berusaha, berusaha dan berusaha. So? Tentukan pilihanmu :))

"Bila kita ingin memuaskan semua orang, adakalanya kita justru tidak mendapatkan apa-apa."

Nb: kalo dirasa bermanfaat silakan dishare ya, via fb, twitter ,dll :)) Ini gratis kok, gak bayar. Hehee

Lilis Rusmia | @rusmiaw

6 komentar:

  1. Mau nambahin nih, jurusan itu ada karena ada pekerjaan yg membutuhkan ilmunya. Kalo kamu ngejar passion, uang itu akan datang sendiri. Buat apa masuk univ mentereng dan jurusan bergengsi kalo jurusan yg mereka pilih tidak mereka sukai. Intinya ya harus rajin aja, walaupun anak kedokteran kalo malas ya mau jadi apa coba.

    BalasHapus
  2. cakep nih mam. kl menurutku sih emang yang kita pilih harus sesuai sama yang kita "cinta", kalo cinta pasti yang ga mungkin bisa jadi mungkin bahkan luar biasa mungkin. meskipun kata orang prospek kerjanya ga "jelas" tapi kalo kita niat usaha doa sungguh sungguh pasti ada jalan kan? hehe. :D (y)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya dek setuju ;)) nothing impossible in the world ^^ semangaaat dan thanks dek

      Hapus
  3. Yang penting dari restu ortu
    paling berat kalau passion kita ada tapi ortu malah ga restu
    itu paling beraat banget!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. kl mnrtku jelasin ke ortu kamu,kl yg kuliah bukan mrka tp kita. dan kita bergelut di bidang itu bkn cm 1 ato 2 hr tp 4 thn bahkan sepanjang hidup. nah kl jurusan itu bkn "gue banget" gmn kita mau ngejalaninnya? kan susah. ortu apa tega ngeliat anaknya stres kesusahan? nggak akan. jd jlsin ke ortu pelan2 aja. kl emg ttp gak blh, ya apa blh buat. berarti kita hrs belajar mencinta yg ada sj ;))

      Hapus

Komentar adalah caraku untuk mengendus jejakmu *halah*. Hayo, komentar biar gue bisa ngendus jejakmu! Haha :D