Sabtu, 16 Agustus 2014

Jangan Pergi

Aku kembali menatap langit biru dengan saputan awan. Mentari tersenyum, gagah bertengger. Sudah satu jam aku menunggu di sini. Petugas kebersihan sibuk mengayunkan gagang sapu sumber rejekinya. Jalanan mulai ramai lalu lalang kendaraan. Debu beterbangan. Klakson kendaraan memekakkan telinga. Tapi aku kesepian.

Tiba-tiba aku teringat sesuatu, “Oh Tuhan, aku lupa.” Dan aku berlari, cepat menelusuri jalanan rumahku.

“Dimana kamu? Kenapa aku jadi pelupa begini? Tidak. Jangan-jangan? Ah, tidak mungkin.”

Jumat, 15 Agustus 2014

[Letter Of Love] Sampai Jumpa

Untuk sosok tinggi kurus yang diam-diam menempati salah satu ruang di hati.

Lihat! Malam ini langit begitu terang dihiasi berpuluh-puluh formasi bintang. Ditemani sang rembulan yang malu-malu sedikit tertutup awan, tapi tetap saja terlihat cantik dan anggun. Apa kabar?

Bolehkah kupanggil dirimu dengan sebutan "sayang" kali ini saja? Sudahlah, kali ini biarkan saja. Turuti kehendak inginku. Kali ini saja :')

Sayang, malam ini entah kenapa ada bagian dari potongan hatiku yang terasa nyeri. Mungkin karena rindu inginkan temu, tapi bagaimana lagi, jarak dan waktu masih setia bergotong royong membuat raga kita terasa jauh tak tersentuh.

Jumat, 08 Agustus 2014

Selarik Tulisan Untukmu

Untuk yang tak tersentuh tangan, tapi sepenuh hati terasa dalam aliran semangat.

Selamat malam.

Mungkin saat kamu membaca selarik tulisan ini, di tempatmu sedang sore atau siang, atau bahkan pagi hari. Ketika aku menulis ini, aku sedang ditemani langit kelam malam hari. Ditemani rembulan dengan cahayanya, anggun bertakhta di atas sana. Dan lintang gemintang yang cahayanya berpendar-pendar, indah.

Aku jadi teringat kamu. Salah satu ornamen langit. Sayangnya simbolmu tak muncul jika langit sedang terang benderang tanpa mendung menggantung seperti saat ini.

Senin, 04 Agustus 2014

Let's Begin August

Hallo Agustus. Maafin aku, ya. Iya, maaf untuk penyambutan yang terlambat ini. Enggak kok, aku gak lagi sibuk, cuma kebiasaan lamaku suka membuang waktu dengan sia-sia mulai kambuh lagi. Ah maaf ya, Gus.

Aku tahu kamu akan menerima penyambutanku ini, meski terlambat. Dan aku juga tahu bahwa kamu akan menerima permintaan maafku dengan lapang dada. Serta, membiarkanku tetap berjalan menyusuri hari-hari yang sudah Dia persiapkan. Ya, kamu memang selalu istimewa. Sama halnya dengan bulan-bulan sebelumnya yang punya keistimewaannya masing-masing. Kalian berbeda, tapi sama-sama istimewa.

Gus, sebelumnya aku ingin berterima kasih kepada Juli, untuk segala berkah, kebahagiaan, dan semua hal yang telah dilimpahkan kepadaku. Trimakasih, Jul. You're amazing month! Thanks for everything that you gave to me.