Minggu, 19 Oktober 2014

October, Learn More

Dari apa yang aku lakukan pada orang lain aku belajar. Bahwa apa yang aku pikirkan, yang aku utarakan, dan yang aku lakukan tidak semuanya benar, sesuai, atau cocok dengan apa yang ada di benak mereka. Yang menurutku benar, belum tentu benar di mata mereka. Dan yang menurutku salah, bisa saja benar di mata mereka.

Karena pada dasarnya setiap manusia memiliki pemikiran yang berbeda dengan orang lain. Wong, otaknya aja tidak sama. Jadi tidak salah kalau pendapat kita sering berbeda, bahkan dengan soulmate yang paling lengket dengan kita . Yang salah itu kalau kita ngotot, memaksakan pendapat kita, menganggap pemikiran kita yang paling benar. Haha, ternyata aku ini egois, ya. Duh, aku jadi malu :(

Dari apa yang orang lain lakukan kepadaku aku belajar. Jika menurutku apa yang dia lakukan itu salah, sebisa mungkin aku tidak boleh melakukan perbuatan itu. Kalau kepepet? Ya sekali-kali gak apa-apa lah. Haha. Dan jika menurutku apa yang dia lakukan itu benar, aku harus mencontohnya. Contohnya, kalau dia menggalakkan program hemat ala anak kost dan menurutku itu bakalan berdampak baik buat dompetku, aku harus belajar nglakuin itu. Ya walaupun susah dan kemungkinan gagalnya 75%. Rapopo, namanya juga masih belajar. Hehehe.

Tiba-tiba aku ingat hubungan sebab-akibat. Mungkin ini yang sedang terjadi sama aku. Sebab dulu aku ngejauh dari si A, sekarang aku yang dijauhi si B. Padahal dulu si B juga jauhin si A, tapi sekarang si B malah makin deket sama si A. Hah! Manusia manusia -__- Perasaan dan pemikiran manusia itu benar-benar elastis.

Dari hubungan sebab akibat aku belajar. Memikirkan akibatnya sebelum bertindak. Memikirkan baik buruknya dengan seksama. Memikirkan efeknya kalau aku jajan di kantin tiap hari. Kurus, cyin. Kuruuuuusss, dompetku -_____-

Saat ini mungkin aku sedang ditempa, diajar, dilatih untuk jadi perempuan tangguh. Yang sabar dan tegar. Yang mengerti apa yang harus dilakukan untuk membalas perbuatan orang lain. Dewasa.

Saat ini mungkin aku memang harus sungguh-sungguh belajar paham dengan perubahan. (Mungkin) tidak ada yang benar-benar konstan, bahkan dalam sebuah persahabatan. Cepat beradaptasi dengan sikap dan keadaan yang tidak tertebak. Belajar berhati tebal. Juga belajar tidak tergesa mengartikan sesuatu, jangan sembarangan.

Yang terpenting saat ini adalah belajar kuat!