Selasa, 10 Desember 2013

ELISA DISINI DAN DISANA (2)

Sekarang aku disini. Disebuah kota, bukan metropolitan layaknya Jakarta atau Surabaya. Hanya sebuah kota kecil yang asri, damai dan membuatku berseri. Usiaku 17 tahun, melewati masa anak-anak yang bahagia, jarang mandi dan makan disuapi. Itu berarti aku sudah 10 tahun disini. Kota kecil bersama keluarga kecilku.

Aku telah beranjak meninggalkan desa yang kubanggakan. Bukan, bukan karena aku merasa sepi seperti penduduk desa yang merantau ke kota, tapi karena sepasang suami istri memintaku menjadi buah hatinya. Mereka adalah orang tuaku sekarang, orang tua angkat yang merawatku penuh cinta sama persis seperti orang tuaku didesa.

Terkadang aku sedih, ingat suka duka bersama mereka didesa. Orang tua dan saudara-saudara kandung yang sederhana tapi bahagia. Suasana sepi, sunyi dan gelap tapi terasa ramai karena ritme kehidupan yang kami ciptakan. Terkadang suara hatiku berkata “Kembali, kembali ke desa, aku rindu desa.”

Di kota ini ramai. Televisi, konser musik dan hiruk pikuk yang tak membuatku sepi. Toko-toko berjejer, mall, swalayan dan bangunan-bangunan yang makin hari makin tinggi. Disini kami bukan orang kaya ataupun orang berada. Ayah Ibuku bukan saudagar kaya apalagi pejabat negara.  Ayah angkatku hanya seorang pedagang keliling. Tapi kami hidup berkecukupan dari hasil jerih payahnya.

Aku tak pernah merasa malu mengakui kenyataan itu. Sederhana bukan berarti tak punya apa-apa kan? Ada banyak hal yang masih bisa aku banggakan. Kehangatan yang mungkin tak aku dapatkan jika mereka jadi pejabat negara.

Aku disini dan disana bahagia. Karena bahagia aku yang ciptakan. Bahagiaku bukan karena harta, tapi karena sederhana. Tak peduli ada didesa atau kota. Metropolitan atau dekat hutan. Bukan karena konser musik atau iringan jangkrik. “Tapi Elisa bahagia karena Elisa mampu bersyukur dan tak jadi orang kufur. Dimanapun Elisa berada, Elisa bahagia. Elisa bangga punya empat orang tua.”


Lilis Rusmia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar adalah caraku untuk mengendus jejakmu *halah*. Hayo, komentar biar gue bisa ngendus jejakmu! Haha :D