Selasa, 10 Desember 2013

ELISA DISINI DAN DISANA (1)

Namaku Elisa. Aku tinggal disebuah desa yang sederhana, terpencil dan jauh dari kota tapi aku bangga ada disini. Tinggal bersama kedua orang tua yang merawatku dengan cintanya. Bercanda dengan saudara-saudara yang bibirnya membentuk sebuah senyuman nan bahagia.

Setiap hari penduduk disini pergi ke ladang, kebun ataupun hutan. Tak ada pegawai negeri disini, dokter ataupun pengusaha. Kami hidup dari jerih payah memelihara tanah. Kami tanami tanah ini dengan berbagai tanaman. Pohon tinggi menjulang berbuah seukuran kepala, kelapa. Ya, tanah kami rumah kami dikelilingi dengan pohon ini. Pohon cengkih, kopi bersama-sama hidup dengan kami. Membentuk sebuah simbiosis mutualisme, saling menguntungkan.

Disini sepi tak ada televisi, mp3 ataupun konser musik. Mungkin karena itu beberapa penduduk disini pergi, merantau ke kota ataupun luar Indonesia. Tapi tidak dengan keluarga besarku, kami tak pernah merasa sepi. Kami ciptakan musik sendiri dari kehidupan yang kami jalani. Kami merasa riuh ditengah keheningan ini.

Aku anak terakhir dari 4 bersaudara. Anak bungsu yang lucu. Kakak tertuaku telah menemukan tambatan hatinya. Dia kakak yang baik. Aku dirawatnya ketika sakit. Selalu kutampakkan jejeran gigi-gigiku ketika bersamanya. Aku tak ingat kapan dia menikah, yang ku ingat suatu hari ketika aku pakai baju merah. Terengah-engah lari dengan kakak perempuan yang ketiga. Nafas kami memburu tapi tidak dengan kaki kami. Ia terus berlari melewati jalan tanpa aspal, berbatu dan akhirnya kami sampai dipuncak, di sebuah rumah sederhana.

Bibir kami kelu, terkunci. Muka kami kuyu, tak lagi terlihat lucu. Kakak sulungku dipanggil Tuhan. Disini, ditanah kelahirannya. Aku tak tau karena apa. Yang kami ingat dia amat menyayangi kami. Lelah berlari pandangan kami gelap, tertidur disini.

Setelah kejadian itu keluargaku kembali bahagia, rukun dan ceria. Kami tahu Allah sudah tentukan hidup mati seseorang. Aku ingat saat itu kerekatan dan kehangatan keluarga semakin merajalela.

Lilis Rusmia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar adalah caraku untuk mengendus jejakmu *halah*. Hayo, komentar biar gue bisa ngendus jejakmu! Haha :D