“IBU, AKU LULUUUUUUUUS!”
Aku menghampiri anakku yang berlari dan berteriak girang ke arahku.
Menyambutnya dengan senyum termanisku, “Benarkah, Nak? Alhamdulillah. Ibu
bangga padamu.”
“Iya, Bu. Fika dapat nilai 36,70. Fika masuk 20 besar, Bu.”, matanya
berbinar, memancarkan kebahagiaan yang merambati tubuhku. Aku bangga dengan
anakku. Bangga pada anakku yang selalu membuat semangatku terpacu. Bangga pada
anakku yang tidak pernah malu. Malu mengakui bahwa akulah ibunya, ibu yang
melahirkan dan merawatnya sampai menjadi seorang anak yang lucu.