Rabu, 30 April 2014
Arti Air Mata dan Sahabat
Sabtu, 26 April 2014
Hanya Perlu Menunggu
Rabu, 23 April 2014
Waktu dan Rasa Rindu
Senin, 21 April 2014
Kesepian dan Galau
Jumat, 18 April 2014
Ketika Kerinduan Itu Ada
Kamis, 17 April 2014
Have Done
Jumat, 11 April 2014
Begini Rasanya
Rabu, 09 April 2014
Surat Kaleng Untuk Sahabat
H-5 UNAS.
Oh, betapa cepat waktu berjalan. Merangkak meninggalkan jejak-jejak kenangan. Menyisakan bekas-bekas kebahagiaan dan kesedihan. Dalam hati seorang anak perempuan. Dan itu aku.
Sepertinya baru kemarin kita bersama-sama mengikuti Try Out untuk yang pertama kalinya, disusul Try out-try out berikutnya. Kemudian, kita membabat habis Ujian Kompetensi Kejuruan dan UAS. Lalu, bertarung kembali dengan soal-soal latihan Ujian Nasional. Untuk sebagian siswa, nilai Try Out naik turun diterima dengan lapang dada. Tapi, untuk sebagian lainnya mengeluh, karena nilai dan berat badan yang berbanding terbalik. Nilai turun, berat badan naik. Oh, aku mengerti perasaanmu wahai teman.
Rasa aslinya 3 tahun itu waktu yang sangat panjang, tapi ketika kita semakin dekat dengan gerbang perpisahan, entah kenapa 3 tahun berubah rasanya menjadi sangat singkat.
Sedih? Jangan kamu tanyakan itu. Dilihat dari wajahku saja, kamu akan menemui raut muka gagal move-on dari sahabat. Berat? Sebenarnya tidak. Berapa kilo berat kata perpisahan bila dibandingkan berat gajah yang sedang hamil menggendong badak bercula satu kembar dempet, tidak ada berat-beratnya dibandingkan dengan hewan-hewan itu.
Maka, aku tidak pernah menganggap perpisahan ini sebagai suatu beban yang berat. Hanya mungkin tanganku akan menggenggam erat sebuah tiang rumah, karena tak kuat menahan gravitasi kesedihan. Kalian tahu kan terkadang aku bukan lagi sosok anak perempuan yang kuat?
Hari ini aku membayangkan sang waktu berhenti sejenak, membekukan kalian ketika bibir kalian melengkung membentuk sebuah senyum manis, terlihat ayu dan ganteng sahabat-sahabatku ini :') Kemudian, aku akan menikmati wajah-wajah ceria kalian, mengabadikannya, melihatnya kembali, dan kemudian ikut tersenyum. Ah, ya ampun. Kalian tahu tidak, aku benar-benar tersenyum saat ini :)
Ah iya, kemarin aku sempat menjadi anak perempuan yang jahat. Mendoakan kalian supaya tidak menemukan sahabat sepertiku ketika kita sudah benar-benar berpisah. Aku ketakutan membayangkan diriku terlupakan, terpendam dalam ingatan, kemudian tergantikan dengan kenangan-kenangan baru yang kalian rajut bersama sahabat barumu. Ah, itu terlalu mengerikan dibandingkan dengan bungkusan sepotaker. Dan yang lebih mengerikan adalah ketika aku yang pelan-pelan mulai melupakan kalian. Dua hal itu sama-sama mengerikan. Hiiiiii.
Yang sangat aku sesali, kenapa kita berjalan menuju gerbang perpisahan ketika kita sedang hangat-hangatnya merajut persahabatan? Oh, yaaaaa demi apa ini sedikit menyakitkan. Menyakitkan karena tahu bahwa kita mau tidak mau harus melewati gerbang perpisahan itu. Dan mulai berjalan maju melewati jalan yang kita pilih. Jalan yang mungkin berbeda. Satu lurus, satu belok kanan, satu belok kiri, satu lewat gang kelinci.
Tapi, waktu memang tercipta untuk terus maju, terus berputar menambah angka, menambah hari, menambah bulan, menambah tahun, pantang mundur.
Ah, yasudahlah. Aku tahu bahwa setiap pertemuan pasti ujung-ujungnya adalah perpisahan. Kata si "Berantakan", "Ini hanya soal waktu." Dan ya memang benar. Sekarang memang waktunya kita untuk berpisah. Berpisah untuk bertemu :)
Kalian :) Tetap jadi sahabatku, ya. Sahabat terkerenku :))