Aku, Kamu, Kita

Nananana, dudududu, gue lagi seneng. Nananana, dudududu. Duhhhhhh, gue lagi seneng. Hahaha. Sejenak biarkanlah gue mengungkapkan kebahagian ini. Jangan ngiri. Karena suatu saat kamu akan mengalaminya sendiri. Jika takdir menghendaki. Kalo takdir tidak menghendaki, gue cuma bisa nyemangati pake kata-kata "Kowe Rapopo" *tetep*

Taukah kamu teman-teman, setelah galau gara-gara gagal dapet buku gratis dari Mak Pungky, akhirnya gue dapet pengganti buku gratis dari Jamban Blogger. Iyeeees, gue dapet buku "GALAU" Unrequited Love-nya Jamban Blogger. Akkkk, ya ampun senengnya gue gak bisa diungkapkan pake kata-kata. Pertama kalinya gue dapet buku gratis, brooooh. Hahah.

Padahal kemarin hari Jumat, gue baru aja bilang mau minjem buku itu ke temen gue Si Santi, dia juga dapet buku "GALAU" Unrequited Love, hasil kuis pantun galau Jamban Blogger di twitter. Mungkin gara-gara Tuhan kasihan sama gue yang sukanya minjem-minjem buku ke temen-temen, akhirnya Tuhan memberi gue buku gratisan lewat Jamban Blogger, biar gue gak minjem-minjem lagi. Iya kali, ya? -___- Intinya terima kasih, Ya Allah. Terimakasih juga Jamban Blogger *ketjup*

Gue sempat bingung mau ngikutin cerita galau yang mana, karena gue udah jarang galau ato malah kebanyakan galau (?) Akhirnya dengan semangat 45, gue buka FB lama gue yang udah gue non-aktif-kan. Dan gue copas note gue yang isinya cerita galau gue 2 tahun yang lalu. Sueeeer, gue geli sendiri waktu baca note itu. Hahah. Dengan sedikit reparasi disana-sini, jadilah cerita paling galau versi gue. Ini cerita galau yang bikin gue dapet buku gratis. Jangan ketawa, ya :D

---

Langit cerah, aku berharap ini adalah pertanda baik. Ya, karena aku akan bertemu dengannya. Dengan dia yang selama ini masih kucinta. Kulihat jam di layar HP-ku, masih jam 5 sore. Ada satu message, yes dari dia. Kubaca dan kubalas sms darinya. Hampir saja aku menangis karena rencanaku batal. Tapi ternyata Tuhan masih berbaik hati.

Jarum jam di dinding mading rumah gadang menunjukan pukul setengah tujuh, udah sekarang aja pikirku.

--

Seneng bisa liat wajahnya, hari ini dia memakai baju favoritku yeah! Ganteng men!

Pertemuanku dengannya yang kupikir akan menyenangkan, ternyata berbanding dua-ratus-tujuh-puluh-derajat. Kukira aku akan tertawa, makan eskrim, lihat bintang sambil pegangan tangan dengan dia, tapi sepanjang jalan aku dan dia hanya terdiam menutup mulut rapat. Aku memang tidak merencanakan melakukan hal menyenangkan seperti yg biasa aku lakukan dengannya sewaktu jalan berdua. Tapi aku juga tidak merencanakan mulut terbungkam seperti ini. Aku malah menangis. Entah, aku tidak tahu apa yang membuatku menangis. 

Aku juga tidak bisa membuka mulut sekedar menyapanya, membisikkan kalau aku sayang dia. "Ya Tuhan apa yang terjadi?", pikirku. Dia sendiri juga tidak membuka mulut untukku. Yang ku pikirkan saat itu "KNP KAMU DIAM? APA KAMU NYESEL SAAT INI KETEMU SM AKU? APA KAMU NGGA IKHLAS KETEMU SM AKU?" Sepanjang pertemuan malam itu, aku menangis dan dia terdiam. Sampai aku memutuskan untuk mengajaknya pulang. Di pinggir jalan akhirnya aku dan dia sama-sama membuka mulut.

Aku bingung harus memulai pembicaraan dari mana. Banyak yg ingin ku ungkapkan. “Maafkan aku yg terdiam, bukan aku membencimu marah sm kamu, BUKAN. Maaf kata-kataku menyakitimu. Aku memang salah, aku bertindak seperti anak kecil. YA memang aku egois, memaksakan kehendakku, aku juga gabisa sadar sm Kesalahanku Sendiri. Dan satu lagi AKU GA BISA NGERTI PERASAANMU. Aku cuma gabisa terus-terusan diperlakukan seperti ini. Aku benci terus-terusan diiming-imingi harapan kosong. Aku wanita yang lebih suka diberi kejelasan hubungan. Aku benci jadi mantan yang masih terus-terusan berharap balikan. Aku benci makan hati tiap hari :'(

Tentang kata-katamu yg dulu “Pegangan tangan biar kita tetep deket dan ga jauh ”, simpan kata-katamu dan pikirkan baik-baik! :')

Dan juga kata-katamu yg “aku malah tambah sayang sm kamu” pikirkan apa kamu sadar waktu ngomong itu?

Kalau ditanya apakah aku menyesal ? Ya, aku menyesal. Karena sekarang aku benar-benar tidak ada harapan denganmu. Aku menyesal tidak mempertahankanmu.

Memang berat, tapi mungkin lebih baik begini. Biar aku semakin mudah melupakanmu. Lebih tepatnya menghilangkan rasa yang ada. Karena memang tak ada lagi harapan untuk kita kembali. Dan kamu juga tidak mengharapkanku lagi. Jangan kamu kira mudah melewati hari-hari benar-benar-tanpa-kamu. Aku masih sering terngiang-ngiang wajahmu, gelagatmu, suaramu, dan semuanya tentang kamu.

Aku kangen sama kamu. Aku kangen smsan sm kamu, makan eskrim bareng, nonton bareng, kota-kota bareng, pegangan tangan sama kamu, cuci mata bareng, ngomong bareng, sayang-sayangan sama kamu, nyanyi buat kamu, DKK. Aku kangen KAMU, semuanya tentang kamu dan aku, tentang KITA. Jika saat itu aku sudah mengenal kata GALAU, maka saat itu bisa disimpulkan aku benar2 jadi pengidap galau terakut, galau kronis, galau stadium akhir, ato apalah itu.

Aku masih sering mengingat malam itu, kita kota-kota ngelilingi kota Kediri, lebih tepatnya saat itu kita di dekat Pabrik Gula Pesantren, waktu kamu mengajakku untuk berdoa, kamu tau ngga apa wishku waktu itu?

Aku berdoa, “Ya Tuhan semoga aku tetap dekat dengan orang yang sedang bersamaku saat ini karena aku memang benar-benar sayang dia, aku tulus sayang sama dia.”

Wish kamu waktu itu apa ya? Mungkin kamu berdoa seperti ini, "Semoga aku cepet lupa sm orang yg selalu nyakiti aku ini." Iya kan ? Mungkin :(((

Kediri, Maret 2012 (2 tahun yg lalu ditengah semaraknya lomba School Contest VI)